Selasa, 30 Juni 2015

INDAH ITU MEMBINGUNGKAN
Yasin Zebri

Tak semua yang indah itu bahagia...”
Tidak, tidak!!!”
Saya yakin indah itu berakhir bahagia.. Saya yakini itu
Sebentar... Apa alasan Saya bahwa tak semua yang indah itu bahagia dan indah itu berakhir bahagia? Saya heran dengan perbuatan Saya sendiri yang kadang ya memang begitu. Terkadang atau yah kadang-kadang Saya berpikiran untuk berpikir ulang tentang pikiran Saya sendiri yang Saya pikir mesti dipikir-pikir lagi

          Saya, cerita ini mengisahkan Saya yang menjadi tokoh utama. Tak peduli orang yang membaca bingung atau menganggap cerita ini atau kisah dalam cerita ini tidak jelas. Umpamanya. Karena memang harus begitu, harus bingung. Sama seperti Saya yang bingung. Bingung yang tak jelas. Kisah ini bermula bukan disebabkan oleh kejadian-kejadian yang menyakitkan bukan pula yang melelahkan. Yah bisa jadi Saya ini bingung dalam kebingungan. Tak seperti orang lihat dan orang alami. Bingung yang membuat Saya bingung. Tapi kenapa Saya harus memulainya dengan bingung? Mungkin hanya bingung lah yang bisa membuat Saya bingung.  Saya bingung untuk menjelaskan secara rinci kebingungan itu sendiri agar tidak menjadi membingungkan. Nah, Saya ingat! Saya juga bingung apa yang harus diperbingungkan. Semula Saya bingung arti keindahan. Setelah itu Saya pun bingung harus melihat indah itu dari mana. Ada yang mengatakan indah itu demikian, Saya pun sudah mulai tidak bingung. Tak khawatir. Tak usah khawatir. Saya yakin sebentar lagi Saya akan menjadi bingung kembali.
          Sejenak Saya mulai menjadi nakal. Saya mencari informasi dan bertanya-tanya tentang indah atau keindahan, begitu katanya. Ada yang bilang “Damai itu indah” yang berarti Saya mulai memahami bahwa indah  itu berawal dari damai. Saya mulai bingung, jika damai adalah awal dari indah, lalu mengapa harus ada kebencian ketika terjadi kesalahpahaman? Di situ kadang Saya merasa sedih. Saya lihat kembali dan Saya mulai kembali pencarian arti atau makna atau apalah yang berkaitan dengan indah dan kemudian Saya menemukan bahwa “Yang indah itu pertemuan”. Saya pun berpikir, jika pertemuan itu indah, mengapa pertemuan selalu berakhir dengan perpisahan? Bukankah indah itu berakhir bahagia? Katanya.
Saya bosan, padahal hanya 2 kali gagal mencari arti. Dan sepertinya rasa penasaran sudah meracuni otak Saya. Dengan harapan yang tinggi Saya pun mulai kembali mencari. Kemudian Saya menemukan mereka entah kaum atau kalangan yang menyebutkan “Cinta itu indah dan indah itulah cinta”, mungkin ini saatnya waktu yang tepat untuk menarik nafas sedalam-dalamnya dan menengadah sambil mengeluh “Betapa alay-nya Saya ini”. Mengapa harus cinta yang disebut indah? Mengapa harus cinta? Padahal Aku, tidak.. mereka juga bahkan kalian sering patah galah dibuat olehnya.  
Dayat....!!!
Cepat keluar, Dayat!!!” suara di balik pintu.
Oh, tidak! Saya sudah menghabiskan banyak waktu untuk melamun.
Oke, oke... Sii.. siaaaaaap!!!” Jawaban Saya.
Saya akan keluar...
Saya baru sadar selama ini ternyata Saya berada di toilet. Ah, itu tidak menjadi masalah selagi itu tak membuatku terganggu walaupun sampai sekarang Saya masih saja menjadi orang yang bingung akibat kebingungan yang membingungkan.
Tak sengaja Saya melihat papan yang bertuliskan “Bersih itu indah” dan itu pun membuatku tersenyum geli. Tanpa pikir panjang Saya lanjutkan berjalan di tengah koridor sampai tak terasa Saya melihat tanpa sengaja di led televisi tepatnya mata Saya fokus pada tulisan “Sehat itu indah”. Ah, lagi-lagi otakku harus berpikir secara keras. Apa boleh buat??? Kata itu mengingatkan Saya pada kata yang tadi. Jadi kesimpulan Saya adalah “Kenapa harus bersih dan sehat yang disebut indah jika semua orang memperebutkan atau memperlakukan keindahan atau hal yang indah dengan cara yang kotor dan tidak sehat? Di situ kadang Saya merasa sedih.
***
Masih terjebak dalam kebingungan yang membingungkan. Iya, hanya itu. Tak ada lagi kosakata yang bisa mewakili rasa ini kecuali bingung atau mungkin bisa saja menggunakan kata gelisah, tapi sepertinya tidak cocok. Hah! Kalau berbicara tentang bingung memang tak ada habisnya bagi Saya saat ini.
Ingatkan ku semua, wahai sahabat
Kita untuk selamanya, kita percaya
Kita tebarkan arah dan tak pernah lelah
Ingatkan ku semua, wahai sahabat

Ingatkan ku semua, wahai sahabat
Kita untuk selamanya, wahai sahabat
Kita bagai cerita, wahai sahabat
Ingatkan ku semua, wahai sahabat

Lantunan itu membuat Saya semakin bingung saja. Saya kira tidak nyambung. Tidak ada kaitan antara makna dari lirik lagu itu tentang rasa kebingungan Saya ini. Namun Saya menikmatinya. Harus Saya akui itu. Tapi tidak ada salahnya kan jika Saya berpendapat bahwa lagu itu tak memberi Saya inspirasi tentang sesuatu yang indah itu bagaimana? Ah, semakin tidak jelas alur cerita ini! Semakin bingung Saya dibuatnya. Belum lagi peliknya permasalahan atas keindahan masih belum terurai. Yah, Saya berharap sebentar lagi siapapun dapat mengerti dan paham setelah Saya sendiri tentunya yang faham dan mengerti. Adalah tidak masuk akal apabila cerita yang Saya tulis untuk menceritakan Saya sendiri ini ujungnya ternyata Saya masih belum faham dan mengerti tentang Saya sendiri. Pada akhirnya bolak-balik tak menentu. Biarlah waktu yang menjelaskan tentang apa itu keindahan yang membuat Saya bingung sampai saat ini. Yang ada dalam pikiran Saya mulai sedari tadi adalah bahwa Saya sangat menikmati kebersamaan dengan mereka. Mereka yang selalu hadir dan tak peduli dengan apa yang menjadi penghalang di sekitar. Ada-ada saja mereka. Cukup pintar mengalihkan suasana. Nuansa yang redup menjadi terang selagi ada mereka. Tak lengkap cerita ini jika hanya ada Saya seorang. Tak lengkap cerita ini jika tidak ada mereka dan harapan Saya adalah agar waktu menjadikan mereka perantara untuk mengupas arti dari ke-indaha-an. Pastinya saat Saya bersama dan berada diantara mereka semua.